Habits

Eyang Tono punya kebiasaan paling unik dibanding anggota JJC lain. Saat acara touring yang memerlukan istirahat di jalan, Eyang selalu memilih tidur di bawah kolong mobil jangkriknya. Sekalipun hanya beralaskan tikar, dalam hitungan detik dengkur Eyang pun mengalun dari kolong jangkrik. Gara-gara kebiasaan ini pernah pengurus JJC kebingungan mencari Eyang untuk koordinasi perjalanan.

Belakangan anggota JJC lain banyak bergosip tentang kebiasaan Eyang. Ada yang bilang, “Ah, apa ndak kotor tidur di bawah mobil, kan ya banyak debu…cari penyakit!” (mungkin itu kata orang yang sering sakit buktinya Eyang tetap sakti tidak pernah sakit). Ada juga yang bilang, “Apa nggak takut ketetesan oli di bawah situ (ah itu pasti kata orang yang jangkriknya sering trocoh alias bocor oli di kolong).” Tapi apapun kata orang sepertinya Eyang dan mobilnya tetap sakti-sakti aja alias sehat wal afiyat. Hidup JJC…Sehat Eyang…!

As Roda Depan Lepas

Jambore Kotrik Jombang (JATIM) 2004 menyisakan pengalaman menarik sekaligus menggelikan bagi warga JJC. Pada saat melewati kawasan hutan di daerah Madiun, tiba- tiba teman kami merasakan ada sesuatu yang nggak beres pada jangkrik yang dikemudikannya. Tapi ia bukannya berhenti melihat kondisi kendaraan melainkan terus tancap gas. “Ah liyat liyut biasa namanya juga jangkrik. Jalan sehalus apapun juga goyang inul,” gumam temen kami.

Pada saat mampir makan di Mantingan seperti biasa Koordinator Divisi Touring kami mulai mengecek ke-siapan kendaraan anggota JJC.

Saat memeriksa ken-daraan yang dikemudikan temen kami, Koordinator Divisi Touring terlihat termenung lama lalu tiba2 kaget seperti habis lihat ular muncul dari liang. Ia pun berteriak histeris “As-mu ngarep ilang!” (As rodamu hilang!) Sepontan semua kru JJC berkerumun di sekeliling jangkrik yang dimaksud.

Dengan lugu temen kami bilang, O, pantes sejak nang Madiun kok liyat liyut, tak pikir karena jalan 80 km/ jam.”

Akhirnya si Wiwid pengurus divisi touring tampak terduduk memegang kepala sambil geleng2 merenungi kebloonan anggotanya, lalu katanya, “Lha sing nyekeli banmu mau sapa?” (Aj).